Selasa, 14 Maret 2017

NASAB KH. AHMAD DAHLAN DAN KH. HASYIM ASY'ARI



NASAB KH. HASYIM ASY’ARI
KH. Hasyim Asy’ari lahir di desa Gedang – salah satu desa di kabupaten Jombang – Jawa Timur—pada hari selasa kliwon, tangal 24 Dzulqa’dah 1287 H atau bertepatan dengan tanggal 25 Juli 1871 M. Nama lengkapnya adalah Muhammad Hasyim Asy’ari ibn Abd al-Wahid ibn Abd al-Halim yang mempunyai gelar Pangeran Bonga ibn Abd al-Rahman yang dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir Sultan Hadi Wijaya Ibn Abd Allah ibn Abd al-Aziz ibn Abd al-Fatah ibn Maulana Ishaq dari Raden Ain al-Yaqin yang disebut dengan Sunan Giri.[1]
Dari jalur ayah, nasab KH. Hasyim Asy’ari berujung pada Abu Syaiban yang berasal dari keturunan Arab yang berdakwah di Asia Selatan pada abad ke-4 H dan mendirikan kerajaan Islam yang dikenal dengan kesultanan Ahl’Azamamh Khan. Mereka adalah keturunan Imam Ja’far al-Shidiq ibn Imam Muhammad al-Baqir. Sementara itu, dari jalur ibu, KH. Hasyim Asy’ari berasal dari Raja Brawijaya VI, yang dikenal dengan Lembu Peteng, yang merupakan kakeknya yang kesembilan. Jalurnya, dari Lembu Peteng kemudian menurunkan Karebet atau Joko Tingkir yang berarti pemuda dari daerah Tingkir, desa yang terletak di Tenggara Salatiga.[2] 

NASAB KH. AHMAD DAHLAN
            KH. Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta pada tahun 1868 dan wafat pada tanggal 23 Februari 1923. KH. Ahmad Dahlan adalah anak keempat dari KH. Abu Bakar[3]. Di masa kecil bernama Muhammad Darwis bin KH. Abu Bakar. Silsilah di atasnya adalah sebagai berikut: bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kyai Murtadlo bin Kyai Ilyas bin Demang Jurang Juru Kapindo bin Demang Jurang Juru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Jatinom) bin Maulana Muhammad Fadlullah (Prapen) bin Maulana Ainul Yaqien (Sunan Giri) bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim Waliyullah.
            Dalam naskah tulisan tangan S. Alwi bin Tohir Al Hadad, Sunan Prapen memiliki silsilah sebagai berikut. Sunan Prapen wafat di Giri pada tahun 1101 H adalah putra Wali Kusumowiryo bin Maulana Muhammad Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Ibrahim (Ibrahim Asmoro, ayah Sunan Ampel Surabaya) bin Jamaludin Agung (Al-Akbar).
            Baik maulana Ibrahim maupun Maulana Ibrahim Asmoro adalah masih keturunan Imam Ahmad Al-Muhajir melalui Jamalidin Agung Al-Husain. Dengan demikian, KH. Ahmad Dahlan adalah keturunan Rasulullah SAW melalui Muhajir Ahmad bin Isa. Berarti beliau seketurunan dengan Sunan Gunungjati.[4]

KESIMPULAN
            KH. Ahmad Dahlan 3 tahun lebih tua dari KH. Hasyim Asy’ari. Dari nasab keduanya jelas bahwa KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari masih dalam satu  keturunan atau satu nasab, nasab keduanya bertemu pada Ainul Yaqin yang terkenal dengan sebutan Sunan Giri. Bisa dipastikan keduanya sama-sama keturunan Rasulullah SAW atau Sayyid/Habib.
            Dari jalur ibu, KH. Hasyim Asy’ari adalah keturunan Raja Brawijaya IV, yaitu kakek ke-9 beliau.

Oleh: Irfa’i     
Cirebon, 08 Maret 2017

                                   
Sumber:


[1] Asy’ari, (tt). Adabul Alim walmuta’alim. Maktabah Al-Turats Al-Islamy Pesantren Tebuireng Jombang. Hal 5
[2] Anshoriy Nasruddin, HM. Hendranto Agus, 2015, HOS Tjokroaminoto Pelopor Perjuangan, Guru Bangsa dan Penggerak Sarekat Islam. Ilmu Giri Yogyakarta. Hal. 177
[3] Anshoriy Nasruddin, HM. Hendranto Agus, 2015, HOS Tjokroaminoto Pelopor Perjuangan, Guru Bangsa dan Penggerak Sarekat Islam. Ilmu Giri Yogyakarta. Hal. 137
[4] Mansur Suryanegara, Ahmad, 2012, Api Sejarah Jilid I. Salamadani, PT. Grafindo Media Pratama. Hal. 438.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar